Entri Populer

Rabu, 08 Juni 2011

Hukum Habis HAM Binasa

Oleh: Novrizal


"Hukum dibuat untuk dilanggar!" Begitulah kata temanku. Setelah beberapa hari pemberitaan kasus skandal oknum hakim yang digadang-gadangkan oleh media massa, baru aku memahami ungkapan temanku itu. Ternyata, hukum bisa "tawar-menawar harga". Sangat memilukan peradilan negeri ini!

Hal itu mengingatkanku puisi berjudul "Negeri Para Bedebah" oleh Adhie Massardi, puisi itu menggambarkan negeri antah-berantah adab dan moralnya; sebuah negeri di mana Tuhan menurunkan seorang nabi untuk memperbaiki kondisi negeri yang tak terkendali biadabnya oleh pemimpinnya kala itu. Ah, tak peduli apakah dia seorang pemimpin, ahli nujum, bahkan penegak hukum sekalipun; jika ia menyimpang, maka keadilan tetap ditegakan!

Ada juga berita tersiar sebelumnya, oknum-oknum aparatur hukum yang menjalankan tugasnya dengan sangat baik; ya, sangat baik "reputasi" kebobrokannya; menghilangkan nyawa orang tanpa sengaja, mengintimidasi korban salah tangkap, melakukan kekerasan fisik, sehingga HAM terabaikan. Bagaimana tidak? HAM tidak ada artinya jika penegak hukum itu sendiri menyimpang. Hukum saja "sekarat" apalagi HAM…? Walau kondisinya seperti itu, namun saya yakin masih ada penegak hukum yang adil dan bijaksana di negeri ini.

Untuk itu, perlu peningkatan kesadaran atas hak dan kewajiban seluruh warga negara. Sebaiknya, kita bersama-sama menghimbau dan mengingatkan pemerintah serta seluruh rakyat terutama generasi muda agar mengamalkan ideologi bangsa, yaitu PANCASILA sebagai simbol bangsa yang berdaulat dan beradab. Apabila seluruh generasi muda negeri ini mengamalkan PANCASILA, niscaya negeri ini akan pulih dari keterpurukan sistem, terutama dalam penegakan hukum dan HAM. Amin!