Oleh: Novrizal
Tim Garuda telah menunjukan ”Kepak sayap dan cakarnya” saat pertandingan yang telah dilewatinya. Thailand, Malaysia, dan Laos sudah merasakan sepak terjang para pejuang lapangan hijau ini, beberapa waktu yang lalu. Tak lepas dari hasil kerjasama pemain poros depan Irfan Bachdim, Christian Gonzales, Firman Utina, Oktovianus Maniani, dkk sehingga dapat menghasilkan skor yang baik. Kini telah dibuktikan lagi kemenangannya dengan sundulan Christian Gonzales asal club PERSIB Bandung, yaitu salah satu pemain naturalisasi dari timnas, aksinya menjadi sorotan karena berhasil membobol gawang tim Philipina yang diganyang dengan agregat skor 1-0, kamis malam kemarin.
Kemudian, dilanjutkan lagi dengan pertandingan balasan Indonesia vs Philipna menuju gerbang final. Lagi-lagi Tim ”Merah Putih” meraih kemenangannya melalui tendangan long shoot di luar kotak penalti, tendangan Christian Gonzales melesat ke jaring gawang lawan pada menit ke-42 di pertandingan pertama. Akhirnya, agregat yang diperoleh 1-0 atas kemenangan tim Merah Putih melawan Philipina. Kemenangan tersebut akan membawannya menuju partai final untuk melawan tim negeri jiran yaitu Malaysia di piala Suzuki AFF mendatang. Gegap gempita telah mengisi perasaan pendukungnya, euphoria bangsa Indonesia muncul karena kemenangan itu. Dilansir oleh berbagai media, bahwa tim Merah Putih sedang mengalami revolusi sepakbola ke arah yang lebih baik. Di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl asal Austria, telah memberikan nuansa yang berbeda dengan sistem strategi yang diterapkannya.
Para pejuang lapangan hijau ini telah memberi catatan sejarah persepakbolaan Indonesia dalam ajang bergengsi piala Suzuki AFF dalam dua pekan terakhir ini. Timnas telah diwarnai dengan semangat dan kebangkitan yang membawa citra PSSI menjadi positif. Antusias bangsa turut menguak keinginan untuk menjadi rajanya Asia Tenggara dalam sepakbola se-ASEAN. Berita ketangguhan timnas yang digembar-gemborkan media seolah-olah turut menyemangangati para pejuang lapangan hijau ini.
Saat tim dari negara lain digulung dengan skor-skor telak, membuat citra positif terhadap timnas yang selama ini kurang, menjadi sangat memuaskan. Dalam krisis kepercayaan akan hukum, birokrasi, serta pemerintahan yang tengah terjadi di negeri ini, telah menurunkan citra pemerintahan dan membuat bangsa ”terpecah belah” menjadi bersatu hanya dalam sorotan ajang pertandingan bergengsi ini. Oleh karena itu, semangat untuk mendukung timnas pada saat berlaga telah memberikan suntikan ”bius pemersatu bangsa” dan meniadakan perpecahan golongan, baik dikalangan masyarakat sipil maupun masyarakat pemerintahan. Kaum elite pemerintahan pun seperti presiden, menteri, serta jajarannya berbaur dengan rakyat dan bersatu padu mendukung tim Merah Putih. Semoga hal demikian tidak bersifat sementara, janganlah sampai karena sikap yang fanatisme dapat meleburkan dan menciderakan citra positif bangsa yang kian membaik dalam pertandingan berikutnya.
Tidak hanya pada sepakbola, yang terpenting melalui suntikan ”bius pemersatu bangsa” ini, seluruh elemen masyarakat dari tingkat puncak sampai ke tingkat bawah dapat mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan antargolongan, serta tidak mengedepankan kepentingan golongannya. Dengan demikian, sikap seperti ini yang telah lama ”redup” dapat dinyalakan kembali di negeri tercinta ini. Dan, dengan semangat itu pula, semua warga negara di negeri ini akan siap turun ke lapangan untuk bersatu dan berteriak bebas demi kemenangan dan mengharumkan nama bangsa dalam pertandingan final melawan tim negeri jiran Malysia berikutnya, sembari bersorak: ”Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, kuyakin hari ini pasti menang... Kobarkan semangatmu, tunjukan sportifitasmu, kuyakin hari ini pasti menang...!”
Entri Populer
-
BERBAGI CERITA BERSAMA BCA Oleh: Novrizal “Aku mau ikut program tabungan berjangka lah!” “Apa bedanya nabung seperti biasa?” Tany...
-
Oleh: Novrizal “Kamu lulusan apa?” Tanya seorang manajer sebuah perusahaan terkemuka kepada pencari kerja, saat interview di ruangannya. “...
-
By: Novrizal A creation is expensive, moreover invaluable of price for the creator. Anything of type, of course a creation was resulted by p...
-
Jumat, 08 Juli 2011 18:32 | Oleh : Novrizal | http://www.pewarta-indonesia.com/berita/pendidikan/6288-peranan-tik-dalam-pendidikan-di-indone...
-
Oleh: Novrizal Hampir setiap hari aku pergi ke warnet (Warung internet) yang lumayan jauh dari rumah. Awalnya, aku coba membuat akun Fb ( Fa...
-
Pewarta-Indonesia.com, 01/07/2011 | Novrizal Tiga puluh empat siswa-siswi SMPN 1 Medan yang mewakili Kwarcab Gunung Sitoli, mengikuti Jambo...
-
Cinta itu adalah sebuah perasaan yang dapat menghasilkan suatu diantaranya tanggung jawab, ketakutan, kebahagiaan, kesedihan serta pengorban...
-
Oleh: Novrizal Kemarin Pagi, saya mendapat informasi tentang pemberitaan status keistimewaan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beri...
-
Selasa, 05 Juli 2011 00:11 | Oleh : Novrizal | pewarta-indonesia.com “Tepuk Pramuka! Pra… Mu… Ka… Praja Muda Karana!” Siapa yang tidak kenal...
-
Oleh: Novrizal Banyak perusahaan jasa telekomunikasi menawarkan pelayanan yang baik tanpa menghiraukan kualitas pelayanannya itu sendiri. Di...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar